Kamis, 18 Oktober 2012

Proposal Misriani



BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan memberikan bekal kepada siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat.
Permasalahan pendidikan yang terjadi selama ini adalah guru dipandang sebagai pusat pembelajaran. Artinya guru dipandang sebagai satu-satunya sumber pembelajaran dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir kreatif menemukan berbagai strategi pemecahan masalah, sehingga siswa hanya menghafalkan saja semua konsep tanpa memahami maknanya dan tidak mampu menerapkannya. Dalam kegiatan pembelajaran siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa lebih banyak diperlakukan sebagai objek sehingga kreatifitas siswa menjadi tidak maksimal. Hal ini membuat situasi belajar sangat membosankan. Sehingga proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru  monoton tidak ada variasi dalam pembelajar.
Ilmu Pengetahuan Alam adalah salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa dengan hasil belajar yang rendah. Seperti permasalahan pendidikan pada umumnya, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA pendidik lebih didominansi menggunakan metode ceramah dimana siswa hanya duduk dan mendengarkan tanpa adanya umpan balik lisan yang dilakukan siswa, menjadikan siswa bersikap pasif, tidak dapat mengembangkan pengetahuan yang dimiliki dan selama dalam proses pembelajaran media yang digunakan hanya papan tulis. Sehingga mata pelajaran IPA menjadi mata pelajaran yang membosankan bagi siswa, karena mereka tidak secara langsung mengetahui apa yang didengarnya. Antara siswa dan pendidik tidak terjadi interaksi yang aktif, bertukar informasi, bicara dan mengemukakan pendapat. Hal itu menyebabkan siswa merasa kesulitan memahami materi pembelajaran sehingga kurang tercapainya kompetensi dasar yang menjadi tujuan pendidik, dan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat dekat dengan kehidupan sehari – hari. Pembelajaran IPA pada siswa sekolah dasar dapat dimulai dengan memperkenalkan pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian siswa akan akrab dengan kondisi setempat sehingga mengetahui makna serta manfaat nyata mata pelajaran IPA.
Walaupun demikian tidak semua materi pelajaran IPA dapat kita amati secara langsung. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan alat atau perantara mempermudah siswa agar dapat mengamati dan mempelajari sesuai dengan keadaan aslinya. Oleh karena itu dalam pembelajaran IPA diperlukan penggunaan media untuk mempermudah siswa memahami materi pelajaran.
Rangka manusia adalah salah satu materi pelajaran yang sangat dekat dengan kehidupan sehari – hari tetapi tidak dapat diamati secara langsung. Sehingga sering kali anak didik merasa materi rangka manusia merupakan materi yang sulit dipahami.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah penggunaan media pembelajaran. Dalam hal ini Media pembelajaran yang digunakan adalah media gambar rangka manusia. Selain itu dalam pembelajaran pendidik juga memberikan suatu kegiatan yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa tentang topik yang akan diajarkan melalui suatu pertanyaan. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan hasil belajar IPA Menggunakan Media Gambar Rangka Manusia pada Siswa Kelas IV SDN No. 118433 Bangun Sentosa Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan T.A. 2012/2013.”

B.   Identifikasi Masalah
1. Siswa menganggap IPA adalah mata peljaran yang sulit dan membosankan.
2. Pembelajaran IPA didominasi penggunaan metode ceramah.
3. Tidak terjadi interaksi yang aktif antara siswa dan guru dalam pembelajaran IPA
4. Kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran IPA.
5.  Hasil belajar IPA siswa masih banyak yang rendah




C.  Batasan Masalah
            Upaya meningkatkan hasil belajar IPA tentang rangka manusia dengan menggunakan media gambar rangka manusia.
D.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan: “Apakah penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN No. 118433 Bangun Sentosa Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan  pada pelajaran IPA khususnya materi tentang Rangka Manusia?”

E.  Tujuan Penelitian
       (1)   Tujuan Umum
              Tujuan umum dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui sejauhmana media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang rangka manusia pada siswa kelas IV SD N No.118433 Bangun Sentosa Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan.
      
       (2)   Tujuan Khusus
              Tujuan Khusus dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejauhmana aktivitas siswa dalam belajar rangka manusia.
2.  Untuk mengetahui sejauhmana aktivitas guru dalam mengajar rangka manusia.
3.  Untuk mengetahui sejauhmana hasil belajar siswa dalam materi rangka manusia menggunakan media gambar.
F.    Manfaat Penelitian
       (1) Manfaat umum
Manfaat umum  penelitian tindakan kelas ini adalah diharapkan dapat meningkatkan dan memperbaiki mutu pembelajaran IPA pada materi pelajaran Rangka Manusia pada siswa kelas IV dengan menggunakan media gambar Rangka Manusia.

       (2) Manfaat Khusus

a.         Bagi Siswa
Penelitan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi siswa sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar IPA, khususnya dalam materi rangka manusia.
b.    Bagi Guru
Penelitian ini sebagai masukan bagi guru, yakni memberikan wawasan bagi guru untuk meningkatkan proses pembelajaran.
c.    Bagi Sekolah
Penelitian ini dijadikan tolok ukur dalam peningkatan kualitas pembelajaran IPA di sekolah.






G.   Defenisi Operasional
            Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1.    Media gambar adalah alat-alat berupa gambar yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas  materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa.
 2. Hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap tingkat kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran. Hasil belajar dinyatakan menggunakan angka atau skor pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Pengukuran hasil belajar siswa di ukur dari waktu ke waktu dan merupakan gabungan dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.





 
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A.   Landasan Teori
       1.1 Hasil Belajar
      Dalam istilah hasil belajar, terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu unsur hasil dan unsur belajar.  Hasil merupakan suatu hasil yang telah dicapai pembelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya), sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah laku, atau memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si pembelajar.
Belajar merupakan suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap (Pujiwati, 2003). Sedangkan menurut Herman Hudojo belajar adalah suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Jadi hasil belajar siswa adalah hasil yang dicapai siswa setelah melakukan usaha (belajar).
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap tingkat kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran. Hasil belajar dinyatakan menggunakan angka atau skor pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Pengukuran hasil belajar siswa di ukur dari waktu ke waktu dan merupakan gabungan dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.

      1.2   Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Kusuma, 2007).
Ruseffendi  menyatakan media pembelajaran merupakan alat bantu untuk mempermudah siswa memahami konsep.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan media pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan untuk membantu memperjelas  materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa.
Media pembelajaran memiliki sifat :
·           Memperbesar perhatian siswa sehingga saat kegiatan belajar mengajar berlangsung akan tumbuh minat belajar siswa terhadap materi pebelajaran.
·           Membuat pelajar tidak menetap atau tidak mudah dilupakan oleh siswa.
·           Memberikan pengalaman yang nyata kepada siswa sehingga mereke terdorong untuk berusaha mengetahui kenyataan yang sebenarnya.
·           Menumbuhkan pemikiran siswa yang teratur dan berkelanjutan.
·           dapat menarik minat siswa dan menumbuhkan keinginan untuk membicarakannya lebih lanjut.
Menurut Sadiman , media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
a.         Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
b.        Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
c.         Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini, media pendidikan berguna untuk:
1)   Menimbulkan kegairahan belajar.
2)    Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik denganlingkungandankenyataan.
3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuandanminatnya.
d.    Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:
       1. Memberikan perangsang yang sama.
       2. Mempersamakan pengalaman.
       3. Menimbulkan persepsi yang sama.
              Berdasarkan manfaat tersebut, nampak jelas bahwa media pembelajaran mempunyai andil yang besar terhadap kesuksesan proses belajar mengajar (Wijayanti, 2007).
              Salah satu jenis media pembelajaran adalah media gambar. Media gambar merupakan  alat-alat berupa gambar yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas  materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa.


Media gambar memiliki kelebihan dan keterbatasan sebagai berikut:
a.         Kelebihan
1.      Motivasi
Mampu memenuhi kebutuhan, minat atau keinginan untuk belajar dan bermain sehingga media gambar mampu membantu anak mengerjaan tugas yang harus diselesaikan secara menyenangkan.
2.      Perbedaan individual
Bisa digunakan oleh berbagai anak yang memiliki berbagai faktor seperti kemampuan intelektual, kepribadian cara belajar.
3.      Tujuan Belajar
Media gambar mampu mempercepat pencapaian tujuan belajar dan bermain dengan cara memberitahu anak tentang apa yang bisa ia harapkan dari proses belajarnya atau bermainnya.
4.      Emosi
Belajar yang melibatkan kegembiraan, emosi dan perasaan pribadi, disamping, intelektual, akan sangat mempengaruhi anak dan berkesan lebih lama.
5.      Partisipasi
Media gambar mampu membangun tingkat partisipasi anak dengan cara melibatkan mental atau fisik selama pelajaran dan permainan berlangsung.
b.        Keterbatasan
1.      Relatif kurang memiliki efek dinamis
2.      Tidak dapat direproduksi dalam waktu cepat dan cenderung tidak bisa persis sama satu dengan lainnya.
3.      Jika materi yang disajikan terlalu banyak, menyebabkan anak bosan mengikutinya.
Walaupun media gambar memiliki keterbatasan dalam pelaksanaannya, media gambar dapat menjadi satu solusi yang baik untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pengenalan huruf abjad. Media gambar juga dapat menciptakan suasana yang menarik bagi anak dalam pelaksanaan pembelajaran.
       1.3. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA  sebagai  “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”.
Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA  meliputi empat unsur utama yaitu:
(1)   sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru  yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA  bersifat open ended;
(2)   proses: prosedur pemecahan masalah  melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan;
(3)   Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum;
(4)    Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Keempat unsur itu merupakan ciri IPA  yang utuh yang  sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.Dalam proses pembelajaran IPA  keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja dalam menemukan fakta baru. Kecenderungan pembelajaran IPA   pada masa kini adalah peserta didik hanya mempelajari IPA  sebagai produk, menghafalkan konsep, teori dan hukum. Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran yang beriorientasi pada tes/ujian. Akibatnya IPA  sebagai proses, sikap, dan aplikasi tidak tersentuh dalam pembelajaran.
Pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Pembelajaran lebih bersifat teacher-centered,  guru hanya menyampaikan IPA  sebagai produk dan peserta didik menghafal informasi faktual. Peserta didik hanya mempelajari IPA  pada domain kognitif yang terendah. Peserta didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak peserta didik yang cenderung menjadi malas berpikir secara mandiri. Cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain afektif  dan psikomotor.  Alasan yang sering dikemukakan oleh para guru adalah keterbatasan waktu, sarana, lingkungan belajar, dan jumlah peserta didik per kelas yang terlalu banyak.
Abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan IPA  dan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu, diperlukan cara pembelajaran yang dapat menyiapkan peserta didik untuk melek IPA  dan teknologi, mampu berpikir logis, kritis, kreatif, serta dapat berargumentasi secara benar. Dalam kenyataan, memang tidak banyak peserta didik yang menyukai mata pelajaran IPA, karena dianggap sukar, keterbatasan kemampuan peserta didik,  atau karena mereka tak berminat menjadi ilmuwan atau ahli teknologi. Namun demikian, mereka tetap berharap agar pembelajaran IPA  di sekolah dapat disajikan secara menarik, efisien, dan efektif.
            1.4.      Rangka Manusia
Rangka adalah tulang yang tersusun di dalam tubuh. Tulang-tulang dalam tubuh manusia saling berhubungan satu sama lain sehingga membentuk sistem rangka tubuh manusia. Fungsi rangka dalam tubuh manusia, antara lain:
a. melindungi organ-organ tubuh yang penting,
b. tempat melekatnya otot dan daging,
c. menegakkan tubuh,
d. memberi bentuk pada tubuh,dan
e. sebagai alat gerak tubuh.
Rangka manusia terdiri dari tulang-tulang dalam aneka bentuk. Sesuai dengan letaknya, rangka dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian besar, yaitu: rangka kepala, rangka badan, dan rangka anggota gerak.


 
                     
                                                         Rangka Kepala


 
                                                                                          Rangka Badan
 
Rangka Anggota
Gerak


Gambar 1. Rangka Tubuh Manusia
1. Rangka Kepala

Tulang Ubun - Ubun
                                                                        Tulang dahi

Tulang Air Mata
Tulang Pipi                                                            Tulang Hidung
                                                                              Tulang Rahang Atas        
                                                           
Tulang Rahang
Bawah
Gambar 2. Rangka Kepala

Rangka kepala dikenal dengan nama tengkorak. Rangka tulang kepala berbentuk bulat, disusun oleh tulang-tulang yang berbentuk pipih. Tulang-tulang ini bersatu membentuk sendi, tetapi tidak dapat digerakkan. Tulangnya keras, gunanya untuk melindungi otak. Otak merupakan bagian tubuh manusia yang amat penting dan sangat lunak.

2. Rangka Badan
                        Tulang Leher
Tulang Belikat                                                    Tulang Selangka
                                                                                                  Tulang Leher(7ruas)
                                                                                                   Tulang Punggung
Tulang dada                              Tulang Lengan                                 (12 Ruas)
 Tulang rusuk                                                                                                                                       
                                                                                                     Tulang Pinggang
Tulang Belakang                                                                              (5 ruas)
Tulang Panggul                                                                                          Tulang Selangka ( 5 ruas)
                                                                                                                                    Tulang Ekor (4 ruas)
Tulang paha                                             
Gambar 3. Rangka Badan
Rangka badan disusun oleh berbagai macam tulang, yaitu sebagai berikut.
a. Ruas-ruas tulang belakang. Sambungan antartulang ini dapat digerakkan.
b. Tulang dada. Sambungan tulang-tulang ini tidak dapat digerakkan.
c. Tulang-tulang rusuk. Sambungan tulang-tulang ini dapat digerakkan.
Tulang rangka badan ada yang berbentuk pipih, misalnya pada tulang rusuk dan belikat. Ada juga yang bentuknya pendek, misalnya pada ruas-ruas tulang belakang. Rangka badan membentuk rongga dada sehingga berfungsi untuk melindungi paru-paru, jantung, hati, dan lambung.

3. Rangka Anggota Gerak

                                                                                 Tulang Paha

Tulang Lengan Atas

Tulang Tempurung Lutut                 


      Tulang hasta

                                                                                                        Tulang Betis        
     Tulang Pengumpil
                                                                                Tulang Kering

Tulang pergelangan tangan                                               Tulang pergelangan kaki
Tulang telapak tangan                                                                                                                                      
                                                                                                                 
                                                                      Tulang Telapak Kaki
   Tulang Jari Tangan                                                                      Tulang Jari Kaki


Gambar 4. Rangka Anggota Gerak

Bentuk rangka tangan dan rangka kaki yang memanjang disusun oleh tulang -tulang yang berbentuk pipa dan keras. Masing-masing tulang dihubungkan dengan sendi sehingga dapat bergerak.
Gerakan pada tangan dan kaki berbeda-beda. Kita dapat memutarkan lengan ke segala arah. Sendi yang membantu gerakan ini
disebut sendi peluru.  Kaki dan tangan dapat ditekuk. Gerakan menekuk dapat dilakukan karena pada siku dan lutut terdapat sendi engsel.
                                                                             


B.   Penelitian yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Fauzan yang berjudul “Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA” mengungkapkan bahwa :
a.    Media gambar dapat meningkatkan minat belajar siswa.
b.    Penggunaan media gambar dalam pembelajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkembangkan motivasi belajar, dan dapat mengatasi keterbatasan pengalaman siswa dalam berimajinasi dan berekespresi.
c.    Kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran menggunakan media gambar adalah keterbatasan waktu, karena pada umumnya guru sekolah dasar mengajarkan beberapa bidang studi dalam satu kelas.
                        Drs. Ahmad Solik dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS mengenai Keragaman Suku Bangsa dan Budaya dengan menggunakan Media gambar pada siswa kelas  IV” menyatakan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan intelektual siswa dengan dibantu guru dengan member pertanyaan mengenai media gambar yang disajikan.  
Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Kadir menyimpulkan bahwa melalui penggunaan media pembelajaran hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri 32 Poasia Kota Kendari dapat ditingkatkan. Dari hasil penelitiannya juga tergambar adanya peningkatan minat dan motivasi belajar siswa setelah siswa di ajar menggunakan media pembelajaran.



C. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap (Pujiwati, 2003). Sedangkan menurut Herman Hudojo belajar adalah suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku. Jadi hasil belajar siswa adalah hasil yang dicapai siswa setelah melakukan usaha (belajar).
Hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap tingkat kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran. Hasil belajar dinyatakan menggunakan angka atau skor pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Pengukuran hasil belajar siswa di ukur dari waktu ke waktu dan merupakan gabungan dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Pada dasarnya siswa memiliki minat dan dorongan ingin melihat kenyataan. Tetapi tidak semua materi pembelajaran IPA dapat dilihat dan diamati langsung oleh siswa salah satunya adalah materi pelajaran Rangka Manusia. Untuk itu sumber belajar yang dapat dengan mudah dihadirkan didalam kelas sehingga secara langsung dapat dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar adalah media pelajaran.
Pengajaran yang menggunakan banyak pemaparan tentu akan segera membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira belajar atau senang karena merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya. Sudah tentu pengajaran akan efektif menarik bagi siswa apabila dalam pelakasanaannya guru menggunakan alat media.
Salah satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media gambar. Media gambar merupakan  alat-alat berupa gambar yang digunakan guru ketika mengajar untuk membantu memperjelas  materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa.
Oleh karena itu media gambar sesuai diterapkan pada materi pelajaran rangka manusia karena siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan, tetapi juga dapat mengamati langsung dari media gambar yang disajikan guru. Hal ini akan menarik minat siswa dalam pembelajaran Rangka manusia.
D.  Hipotesis Tindakan
 “Penggunaan Media Gambar dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang Rangka Manusia Pada Siswa Kelas IV SDN No. 118433 Bangun Sentosa Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan T.A. 2012/2013.”