BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan
memberikan bekal kepada siswa agar dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan
masyarakat.
Permasalahan pendidikan yang terjadi
selama ini adalah guru dipandang sebagai pusat pembelajaran. Artinya guru
dipandang sebagai satu-satunya sumber pembelajaran dan kurang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berfikir kreatif menemukan berbagai strategi
pemecahan masalah, sehingga siswa hanya menghafalkan saja semua konsep tanpa
memahami maknanya dan tidak mampu menerapkannya. Dalam kegiatan pembelajaran
siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa lebih banyak diperlakukan
sebagai objek sehingga kreatifitas siswa menjadi tidak maksimal. Hal ini
membuat situasi belajar sangat membosankan. Sehingga proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru monoton tidak ada
variasi dalam pembelajar.
Ilmu
Pengetahuan Alam adalah salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit bagi
siswa dengan hasil belajar yang rendah. Seperti permasalahan pendidikan pada
umumnya, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA pendidik lebih didominansi
menggunakan metode ceramah dimana siswa hanya duduk dan mendengarkan tanpa
adanya umpan balik lisan yang dilakukan siswa, menjadikan siswa bersikap pasif,
tidak dapat mengembangkan pengetahuan yang dimiliki dan selama dalam proses
pembelajaran media yang digunakan hanya papan tulis. Sehingga mata pelajaran
IPA menjadi mata pelajaran yang membosankan bagi siswa, karena mereka tidak
secara langsung mengetahui apa yang didengarnya. Antara siswa dan pendidik
tidak terjadi interaksi yang aktif, bertukar informasi, bicara dan mengemukakan
pendapat. Hal itu menyebabkan siswa merasa kesulitan memahami materi
pembelajaran sehingga kurang tercapainya kompetensi dasar yang menjadi tujuan
pendidik, dan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan
salah satu mata pelajaran yang sangat dekat dengan kehidupan sehari – hari.
Pembelajaran IPA pada siswa sekolah dasar dapat dimulai dengan memperkenalkan
pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan demikian
siswa akan akrab dengan kondisi setempat sehingga mengetahui makna serta
manfaat nyata mata pelajaran IPA.
Walaupun demikian tidak semua materi pelajaran IPA
dapat kita amati secara langsung. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan
alat atau perantara mempermudah siswa agar dapat mengamati dan mempelajari
sesuai dengan keadaan aslinya. Oleh karena itu dalam pembelajaran IPA diperlukan
penggunaan media untuk mempermudah siswa memahami materi pelajaran.
Rangka manusia adalah salah satu materi pelajaran yang
sangat dekat dengan kehidupan sehari – hari tetapi tidak dapat diamati secara
langsung. Sehingga sering kali anak didik merasa materi rangka manusia
merupakan materi yang sulit dipahami.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka salah
satu solusi yang dapat dilakukan adalah penggunaan media pembelajaran. Dalam
hal ini Media pembelajaran yang digunakan adalah media gambar rangka manusia. Selain
itu dalam pembelajaran pendidik juga memberikan suatu kegiatan yang dapat membangkitkan
rasa ingin tahu siswa tentang topik yang akan diajarkan melalui suatu
pertanyaan. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan hasil belajar IPA
Menggunakan Media Gambar Rangka Manusia pada Siswa Kelas IV SDN No. 118433
Bangun Sentosa Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan T.A.
2012/2013.”
B. Identifikasi
Masalah
1. Siswa menganggap IPA adalah mata peljaran yang
sulit dan membosankan.
2. Pembelajaran
IPA didominasi penggunaan metode
ceramah.
3. Tidak terjadi interaksi yang
aktif antara siswa dan guru dalam pembelajaran IPA
4. Kurangnya penggunaan media dalam
pembelajaran IPA.
5. Hasil
belajar IPA siswa masih
banyak yang rendah
C. Batasan Masalah
Upaya meningkatkan hasil belajar
IPA tentang rangka manusia dengan menggunakan media gambar rangka manusia.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan
masalah yang telah dikemukakan di atas maka masalah dalam penelitian ini
dirumuskan: “Apakah penggunaan media gambar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN No. 118433 Bangun Sentosa Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu
Selatan pada pelajaran IPA khususnya materi tentang Rangka Manusia?”
E. Tujuan Penelitian
(1) Tujuan Umum
Tujuan
umum dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui sejauhmana
media gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang rangka manusia pada
siswa kelas IV SD N No.118433 Bangun Sentosa Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu
Selatan.
(2) Tujuan
Khusus
Tujuan Khusus dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah :
1. Untuk mengetahui sejauhmana
aktivitas siswa dalam belajar rangka manusia.
2. Untuk
mengetahui sejauhmana aktivitas guru dalam mengajar rangka manusia.
3. Untuk
mengetahui sejauhmana hasil belajar siswa dalam materi rangka manusia menggunakan
media gambar.
F. Manfaat Penelitian
(1)
Manfaat umum
Manfaat umum
penelitian tindakan kelas ini adalah diharapkan dapat meningkatkan dan
memperbaiki mutu pembelajaran IPA pada materi pelajaran Rangka Manusia pada
siswa kelas IV dengan menggunakan media gambar Rangka Manusia.
(2)
Manfaat Khusus
a.
Bagi Siswa
Penelitan ini diharapkan dapat
memberikan pengalaman bagi siswa sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar
IPA, khususnya dalam materi rangka manusia.
b. Bagi Guru
Penelitian ini sebagai masukan bagi
guru, yakni memberikan wawasan bagi guru untuk meningkatkan proses
pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini dijadikan tolok ukur
dalam peningkatan kualitas pembelajaran IPA di sekolah.
G. Defenisi Operasional
Agar tidak terjadi salah persepsi
terhadap judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Media
gambar adalah alat-alat berupa gambar yang digunakan guru ketika mengajar untuk
membantu memperjelas materi pembelajaran
yang disampaikan kepada siswa.
2. Hasil belajar adalah hasil penilaian
terhadap tingkat kemampuan siswa setelah menjalani proses
pembelajaran. Hasil belajar dinyatakan menggunakan angka atau skor pada hasil
tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata
lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang
telah diberikan. Pengukuran hasil belajar siswa di ukur dari waktu ke waktu dan
merupakan gabungan dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1.1 Hasil Belajar
Dalam istilah
hasil belajar, terdapat dua unsur di dalamnya, yaitu unsur hasil dan unsur
belajar. Hasil merupakan suatu hasil
yang telah dicapai pembelajar dalam kegiatan belajarnya (dari yang telah
dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya), sebagaimana dijelaskan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Dari pengertian ini, maka hasil belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lajimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Belajar itu sebagai suatu proses perubahan tingkah laku,
atau memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang
hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si pembelajar.
Belajar
merupakan suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap (Pujiwati, 2003). Sedangkan menurut Herman Hudojo belajar
adalah suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.
Jadi hasil belajar siswa adalah hasil yang dicapai siswa setelah melakukan
usaha (belajar).
Dari beberapa
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian
terhadap tingkat kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran. Hasil
belajar dinyatakan menggunakan angka atau skor pada hasil tes atau prosedur
penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui
daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Pengukuran hasil belajar siswa di ukur dari waktu ke waktu dan
merupakan gabungan dari aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan.
1.2 Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi (Kusuma, 2007).
Ruseffendi
menyatakan media pembelajaran merupakan
alat bantu untuk mempermudah siswa memahami konsep.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan media
pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan untuk membantu memperjelas materi pembelajaran yang disampaikan kepada
siswa.
Media pembelajaran memiliki sifat :
·
Memperbesar perhatian siswa
sehingga saat kegiatan belajar mengajar berlangsung akan tumbuh minat belajar
siswa terhadap materi pebelajaran.
·
Membuat pelajar tidak menetap
atau tidak mudah dilupakan oleh siswa.
·
Memberikan pengalaman yang
nyata kepada siswa sehingga mereke terdorong untuk berusaha mengetahui
kenyataan yang sebenarnya.
·
Menumbuhkan pemikiran siswa
yang teratur dan berkelanjutan.
·
dapat menarik minat siswa dan
menumbuhkan keinginan untuk membicarakannya lebih lanjut.
Menurut Sadiman , media
pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
a.
Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata
tertulis atau lisan belaka).
b.
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
c.
Dengan
menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap
pasif anak didik. Dalam hal ini, media pendidikan berguna untuk:
1)
Menimbulkan kegairahan belajar.
2) Memungkinkan interaksi
yang lebih langsung antara anak didik denganlingkungandankenyataan.
3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuandanminatnya.
d. Dengan sifat yang unik
pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda,
sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa,
maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi
sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda.
Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya
dalam:
1. Memberikan perangsang
yang sama.
2. Mempersamakan pengalaman.
3. Menimbulkan persepsi
yang sama.
Berdasarkan manfaat tersebut, nampak jelas bahwa media
pembelajaran mempunyai andil yang besar terhadap kesuksesan proses belajar
mengajar (Wijayanti, 2007).
Salah satu jenis
media pembelajaran adalah media gambar. Media gambar merupakan alat-alat berupa gambar yang digunakan guru ketika
mengajar untuk membantu memperjelas
materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa.
Media gambar memiliki kelebihan dan keterbatasan sebagai
berikut:
a.
Kelebihan
1. Motivasi
Mampu memenuhi kebutuhan, minat atau keinginan untuk
belajar dan bermain sehingga media gambar mampu membantu anak mengerjaan tugas
yang harus diselesaikan secara menyenangkan.
2.
Perbedaan individual
Bisa digunakan oleh berbagai anak yang memiliki berbagai
faktor seperti kemampuan intelektual, kepribadian cara belajar.
3.
Tujuan Belajar
Media gambar mampu mempercepat pencapaian tujuan belajar
dan bermain dengan cara memberitahu anak tentang apa yang bisa ia harapkan dari
proses belajarnya atau bermainnya.
4.
Emosi
Belajar yang melibatkan kegembiraan, emosi dan perasaan
pribadi, disamping, intelektual, akan sangat mempengaruhi anak dan berkesan
lebih lama.
5.
Partisipasi
Media gambar mampu membangun tingkat partisipasi anak
dengan cara melibatkan mental atau fisik selama pelajaran dan permainan
berlangsung.
b.
Keterbatasan
1. Relatif kurang memiliki efek dinamis
2. Tidak dapat direproduksi dalam waktu cepat dan cenderung tidak bisa
persis sama satu dengan lainnya.
3. Jika materi yang disajikan terlalu banyak, menyebabkan anak bosan
mengikutinya.
Walaupun media gambar memiliki keterbatasan dalam
pelaksanaannya, media gambar dapat menjadi satu solusi yang baik untuk
meningkatkan pemahaman siswa dalam pengenalan huruf abjad. Media gambar juga
dapat menciptakan suasana yang menarik bagi anak dalam pelaksanaan
pembelajaran.
1.3. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan
IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA sebagai
“pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum
(universal), dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”.
Merujuk pada pengertian IPA itu, maka dapat disimpulkan
bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur
utama yaitu:
(1)
sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk hidup, serta
hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang
benar; IPA bersifat open ended;
(2)
proses: prosedur pemecahan masalah
melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis,
perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan
kesimpulan;
(3) Produk: berupa fakta,
prinsip, teori, dan hukum;
(4) Aplikasi: penerapan
metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Keempat unsur itu merupakan ciri IPA yang utuh yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan satu sama
lain.Dalam proses pembelajaran IPA
keempat unsur itu diharapkan dapat muncul, sehingga peserta didik dapat
mengalami proses pembelajaran secara utuh, memahami fenomena alam melalui
kegiatan pemecahan masalah, metode ilmiah, dan meniru cara ilmuwan bekerja
dalam menemukan fakta baru. Kecenderungan pembelajaran IPA pada masa kini adalah peserta didik hanya
mempelajari IPA sebagai produk,
menghafalkan konsep, teori dan hukum. Keadaan ini diperparah oleh pembelajaran
yang beriorientasi pada tes/ujian. Akibatnya IPA sebagai proses, sikap, dan aplikasi tidak
tersentuh dalam pembelajaran.
Pengalaman belajar yang diperoleh di kelas tidak utuh
dan tidak berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Pembelajaran lebih bersifat teacher-centered,
guru hanya menyampaikan IPA
sebagai produk dan peserta didik menghafal informasi faktual. Peserta
didik hanya mempelajari IPA pada domain
kognitif yang terendah. Peserta didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan
potensi berpikirnya. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa banyak peserta didik
yang cenderung menjadi malas berpikir secara mandiri. Cara berpikir yang
dikembangkan dalam kegiatan belajar belum menyentuh domain afektif dan psikomotor. Alasan yang sering dikemukakan oleh para guru
adalah keterbatasan waktu, sarana, lingkungan belajar, dan jumlah peserta didik
per kelas yang terlalu banyak.
Abad 21 ditandai oleh pesatnya perkembangan IPA dan teknologi dalam berbagai bidang kehidupan
di masyarakat, terutama teknologi informasi dan komunikasi. Oleh karena itu,
diperlukan cara pembelajaran yang dapat menyiapkan peserta didik untuk melek
IPA dan teknologi, mampu berpikir logis,
kritis, kreatif, serta dapat berargumentasi secara benar. Dalam kenyataan,
memang tidak banyak peserta didik yang menyukai mata pelajaran IPA, karena
dianggap sukar, keterbatasan kemampuan peserta didik, atau karena mereka tak berminat menjadi
ilmuwan atau ahli teknologi. Namun demikian, mereka tetap berharap agar
pembelajaran IPA di sekolah dapat
disajikan secara menarik, efisien, dan efektif.
1.4. Rangka Manusia
Rangka adalah tulang yang tersusun di dalam tubuh. Tulang-tulang dalam tubuh manusia saling berhubungan satu
sama lain sehingga membentuk sistem rangka tubuh manusia. Fungsi rangka dalam
tubuh manusia, antara lain:
a.
melindungi organ-organ tubuh yang penting,
b.
tempat melekatnya otot dan daging,
c.
menegakkan tubuh,
d.
memberi bentuk pada tubuh,dan
e.
sebagai alat gerak tubuh.
Rangka manusia terdiri dari tulang-tulang dalam
aneka bentuk. Sesuai dengan letaknya, rangka dapat dikelompokkan menjadi 3
bagian besar, yaitu: rangka kepala, rangka badan, dan rangka anggota gerak.
Rangka Kepala
Rangka Badan
Rangka Anggota
Gerak
Gambar 1. Rangka Tubuh Manusia
1.
Rangka Kepala
Tulang
Ubun - Ubun
Tulang
dahi
Tulang Air Mata
Tulang Pipi Tulang Hidung
Tulang
Rahang Atas
Tulang Rahang
Bawah
Gambar
2. Rangka Kepala
Rangka kepala
dikenal dengan nama tengkorak. Rangka tulang kepala berbentuk bulat, disusun
oleh tulang-tulang yang berbentuk pipih. Tulang-tulang ini bersatu membentuk
sendi, tetapi tidak dapat digerakkan. Tulangnya keras, gunanya untuk melindungi
otak. Otak merupakan bagian tubuh manusia yang amat penting dan sangat lunak.
2.
Rangka Badan
Tulang
Leher
Tulang Belikat Tulang
Selangka
Tulang Leher(7ruas)
Tulang
Punggung
Tulang dada Tulang Lengan (12 Ruas)
Tulang rusuk
Tulang Pinggang
Tulang Belakang
(5 ruas)
Tulang Panggul
Tulang Selangka ( 5
ruas)
Tulang
Ekor (4 ruas)
Tulang paha
Gambar
3. Rangka Badan
Rangka badan disusun oleh berbagai macam
tulang, yaitu sebagai berikut.
a. Ruas-ruas tulang belakang. Sambungan
antartulang ini dapat digerakkan.
b.
Tulang dada. Sambungan tulang-tulang ini tidak dapat digerakkan.
c.
Tulang-tulang rusuk. Sambungan tulang-tulang ini dapat digerakkan.
Tulang rangka badan ada yang berbentuk pipih,
misalnya pada tulang rusuk dan belikat. Ada juga yang bentuknya pendek,
misalnya pada ruas-ruas tulang belakang. Rangka badan membentuk rongga dada
sehingga berfungsi untuk melindungi paru-paru, jantung, hati, dan lambung.
3.
Rangka Anggota Gerak
Tulang Paha
Tulang Lengan Atas
Tulang Tempurung Lutut
Tulang hasta
Tulang
Betis
Tulang
Pengumpil
Tulang Kering
Tulang pergelangan tangan Tulang pergelangan
kaki
Tulang telapak tangan
Tulang Telapak Kaki
Tulang Jari
Tangan Tulang Jari Kaki
Gambar 4. Rangka Anggota
Gerak
Bentuk rangka tangan dan rangka kaki yang
memanjang disusun oleh tulang -tulang yang berbentuk pipa dan keras.
Masing-masing tulang dihubungkan dengan sendi sehingga dapat bergerak.
Gerakan pada tangan dan kaki berbeda-beda. Kita
dapat memutarkan lengan ke segala arah. Sendi yang membantu gerakan ini
disebut
sendi peluru. Kaki dan tangan
dapat ditekuk. Gerakan menekuk dapat dilakukan karena pada siku dan lutut
terdapat sendi engsel.
B. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian dari Ahmad Fauzan yang
berjudul “Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada
Mata Pelajaran IPA” mengungkapkan bahwa :
a. Media gambar dapat meningkatkan minat belajar
siswa.
b. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran
lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkembangkan motivasi
belajar, dan dapat mengatasi keterbatasan pengalaman siswa dalam berimajinasi
dan berekespresi.
c. Kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran
menggunakan media gambar adalah keterbatasan waktu, karena pada umumnya guru
sekolah dasar mengajarkan beberapa bidang studi dalam satu kelas.
Drs.
Ahmad Solik dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS mengenai
Keragaman Suku Bangsa dan Budaya dengan menggunakan Media gambar pada siswa
kelas IV” menyatakan bahwa penggunaan
media gambar dapat meningkatkan kemampuan intelektual siswa dengan dibantu guru
dengan member pertanyaan mengenai media gambar yang disajikan.
Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Kadir
menyimpulkan bahwa melalui penggunaan media pembelajaran hasil belajar
matematika siswa kelas V SD Negeri 32 Poasia Kota Kendari dapat ditingkatkan.
Dari hasil penelitiannya juga tergambar adanya peningkatan minat dan motivasi
belajar siswa setelah siswa di ajar menggunakan media pembelajaran.
C. Kerangka Berpikir
Belajar
merupakan suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap (Pujiwati, 2003). Sedangkan menurut Herman Hudojo belajar
adalah suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.
Jadi hasil belajar siswa adalah hasil yang dicapai siswa setelah melakukan
usaha (belajar).
Hasil
belajar adalah hasil penilaian terhadap tingkat kemampuan siswa setelah
menjalani proses pembelajaran. Hasil belajar dinyatakan menggunakan angka atau
skor pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau
dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi
pelajaran yang telah diberikan. Pengukuran hasil
belajar siswa di ukur dari waktu ke waktu dan merupakan gabungan dari aspek
sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Pada dasarnya siswa memiliki minat dan dorongan ingin
melihat kenyataan. Tetapi tidak semua materi pembelajaran IPA dapat dilihat dan
diamati langsung oleh siswa salah satunya adalah materi pelajaran Rangka
Manusia. Untuk itu sumber belajar yang dapat dengan mudah dihadirkan didalam
kelas sehingga secara langsung dapat dimanfaatkan dalam kegiatan belajar
mengajar adalah media pelajaran.
Pengajaran yang menggunakan banyak pemaparan tentu akan
segera membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira
belajar atau senang karena merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang
diterimanya. Sudah tentu pengajaran akan efektif menarik bagi siswa apabila
dalam pelakasanaannya guru menggunakan alat media.
Salah satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan
adalah media gambar. Media gambar merupakan
alat-alat berupa gambar yang digunakan guru ketika mengajar untuk
membantu memperjelas materi pembelajaran
yang disampaikan kepada siswa.
Oleh karena itu media
gambar sesuai diterapkan
pada materi pelajaran rangka
manusia karena siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan, tetapi juga
dapat mengamati langsung dari
media gambar yang disajikan guru. Hal ini akan menarik minat siswa dalam pembelajaran
Rangka manusia.
D. Hipotesis Tindakan
“Penggunaan Media Gambar dapat Meningkatkan
Hasil Belajar IPA Tentang Rangka Manusia Pada Siswa Kelas IV SDN No. 118433 Bangun
Sentosa Kecamatan Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan T.A. 2012/2013.”